Langsung ke konten utama

SEKILAS MANAKIB MAULANA ALHABIB UMAR BIN THOHA BIN YAHYA, DARI MAQOLAH SYAIKHINA WA MUROBBI RUHINA ROMO YAI ZAKARIA ANSHOR

Sebagai datuk dari guru kita, Maulana Alhabib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Umar bin Thoha bin Hasan bin Thoha bin Yahya beliau mewariskan semangat perjuangan dan kecintaan pada ilmu yang luar biasa pada para cucunya. Sebagai putra dari maulana alhabib Thoha shohib Rotib Kubro Cileduk beliau disamping mewarisi ilmu juga karomah yang dikaruniakan pada ayahandanya, Maulana Alhabib Thoha bin Hasan. Tidak heran jika putra beliau alhabib Hasyim bin Umar bin Yahya mewarisi keduanya dengan belajar langsung kepada nabiyyulloh Khidhir alaihis salam selama tujuh tahun.
Habib Umar yang dilahirkan pada tahun 1210 H di kota Palimanan dari ibu hababah Zainah binti Muhammad Ali Assaaf sejak mudanya dikenal cerdas, jenius cinta pada ilmu dan adab. Selalu haus dan tak pernah puas dengan ilmu yang beliau dapatkan. Karena itu himmahnya pada ilmu tak pernah padam. Usai belajar dari ayandanya dan ulama-ulama di jawa demi memenuhi panggilan hatinya pada ilmu beliau mengembara hingga ke Hadhro Maut Yaman menimba ilmu dari ulama-ulama di sana.
Diantara guru beliau: Maulana alhabib Abdulloh bin Umar bin Yahya, Maulana alhabib Abdulloh bin Husein bin Thohir Ba'alawi, Maulana alhabib Abdulloh bin Abu Bakar Alatas, Maulana syeikh Abdulloh bin Sa'ad Alhadhromi dan lain sebagainya.
Seusai beliau mendapatkan syahadah dari guru-gurunya untuk mengajar dan berdakwah beliau melanjutkan pengembaraan ilmu ke Makkah dan Madinah, dan beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika seperti Mesir, Maroko, juga di Istambul, Pakistan sampai 88 negara. Tidak kurang dari seratus ulama besar beliau serap ilmunya.
Sebelum belum pulang ke Indonesia sempat singgah dan berdakwah di dataran Cina tepatnya di Sinciang selama enam tahun. Di sana beliau banyak meninggalkan santri-santri yang siap mengembangkan perjuangan beliau. Sepulangnya di jawa sebelum bermukim di Indramayu beliau singgah di Sindanglaut hingga nama beliau dikenal Habib Umar Sindang.
INDRAMAYU DAN SANTRI-SANTRI BELIAU
Saat beliau bermukim di Indramayu, pelabuhan dan kota Indramayu menjadi ramai, banyak orang yang menjadikanya sebagai destinasi dari pengembaraan panjang baik bagi mereka yang memburu ilmu maupun kematangan jatidiri. Bukan saja dari dalam negeri akan tetapi juga dari luar negeri. Para sadah Yaman hususnya yang akan bermukim di Jawa banyak yang menyempatkan singgah di Indramayu untuk istifadah dari beliau.
Diantara murid-murid beliau: 
1- KH Sholeh Darat
2- KH Sholeh Bendakerep
3- KH Aghuts Kenayagan Pekalongan
4- Maulana alhabib Muhammad bin Thohir Alhaddad
5- Maulana alhabib Husein Berani
6- Maulana alhabib Ahmad bin Ismail bin Yahya
Dan lain sebagainya.
Berkata maualana Alhabib Ahmad bin Ismail bin Yahya: Alhabib Umar ning dunyo ilmune langka seng madani. Kesaksian yang sama diberikan oleh maulana alhabib Husein kepada maulana alhabib Muhammad Luthfi bin Yahya saat beliau mendampingi gurunya Maulana Alhabib Abd Malik bin Muhammad Ilyas Purwokerto. "Aku suwe ngaji karo beliau. Ilmune habib Umar ora ana bandingane.
Salah seorang guru beliau di Jawa, maulana alhabib Syeikh bin Ahmad Bafaqih Botoputih Surabaya pernah ditanya: Bila nanti antum berhalangan, siapa yang akan menggantikan maqom quthub? Beliau menjawab: Habib Umar Sindang. Sedang santri beliau kiai Akyas salah seorang tokoh Thoriqoh terkenal di Jawa Barat mengatakan: Beliau habib Umar masih sering bangkit dari kubur saat beliau disambati (ditawassuli) fatihah seraya dipanggil: Aghitsna yaa waliyyalloh, alhabib Umar Sindang. Kedudukan yang seperti ini ( bisa menolong meski sudah di alam kubur) merupakan pangkat dan kedudukan yang tinggi sebagaimana maulana alhabib Husein Alidrus Luarbatang.
KETEGASAN HUKUM
Salah satu yang menonjol dari beliau dari sisi keilmuan dan penguasaanya pada syari'ah adalah ketegasan pada hukum syara'. Diantara ketegasan beliau adalah tentang hukum kewajiban sholat. Beliau tidak mau melakukan sholat jenazah atas mayat yang tidak melakukan sholat selama hidupnya. Bahkan kalaupun jenazah itu dilewatkan depan rumahnya beliau tidak segan melempar batu pada jenazah tersebut. Itu yang masih terkesan sampai beliau sudah wafat sekalipun, orang-orang tidak berani melewatkan jenazah yang semasa hidupnya tidak melakukan sholat melewati depan jalan rumah beliau.
Bukan berarti beliau tidak memahami hukum tentang kekafiran seseorang yang tidak bisa ditentukan dari sholat dan tidak semata. Akan tetapi strategi dakwah mengharuskan beliau bersikap seperti itu. Beliau paham betul kapan seseorang dihukumi kafir dan kapan dia berstatus musliman 'ashiyan.
MISTERI TIGA EKOR SINGA
salah satu yang terkenal dari beliau adalah tiga ekor singa yang sering menyertai ke mana beliau pergi. Pada umumnya para wali disertai singa tapi dari golongan ghoib seperti khodam. Lain halnya dengan beliau. Kemanapun beliau pergi diiringi tiga ekor singa dari alam nyata bukan dari alam ghaib. Konon singa ini mengikuti beliau semenjak beliau mengembara di belahan bumi Afrika saat hendak pulang dari menempa ilmu.
Dengan singa itu beliau pernah mempresser kolonial saat menahan beberapa ulama Pekalongan dan tidak mau melepaskan mereka. Tiga ekor singa diperintahkan mengundang kawan-kawanya sesama singa dari berbagai penjuru hingga belanda ketakutan dan melepaskan para ulama yang ditawan. Begitulah kemulyaan para auliya Alloh, karomahnya untuk membantu sesama, bukan semata cari sensasi dan ketenaran.
Semoga kita mendapatkan keluberan barokah, rahmat dan ilmu yang dikaruniakan pada beliau. Dan dikumpulkan bersama beliau di surga... Amiiin....
Pon-pes Almubarok Medono Pekalongan, 23.30:29092019
#pp_almubarok_medono_pekalongan
#Darul_hasyimi_pekalongan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS TOKOH PEKALONGAN :KIAI ANSHOR ABD LATHIF (KELAHIRAN DAN KELUARGA), DARI MAQOLAH SYAIKHINA WAMUROBBI RUHINA KH. ZAKARIA ANSHOR.

Satu-satunya data yang dapat dijadiikan acuan dalam menentukan hari kelahiran beliau adalah Kartanu. Selain Kartanu ada data tapi saya rasa kurang akurat yaitu KTP. Karena data kelahiran beliau di sana tertulis 31 Desember. Penggalan yg biasa digunakan untuk menulis penanggalan yang dianggap tidak jelas atau sulit dilacak. Dalam hal ini bs jadi petugas segan menanyakan banyak hal pada bliau sehingga terpaksa ditulis 31 Desember. Sedang mengacu dalam data yang ada di Kartanu tertulis kelahiran beliau 23 April 1939 M. Bila data ini benar maka berarti hari kelahiran bliau sama dengan tanggal wafatnya 23 April 1992 M. Yang  berarti pula bahwa usia beliau mengikuti kalender masehi tepat 53 tahun. Beliau dilahirkan di rumah orang tuanya sebelah selatan masjid Almubarok Medono Pekalongan sebagai putra ke tiga dari empat saudara sekandung: 1- Shofwan Abd Lathif 2- Said Abd Lathif 3- adik bliau Saudah bt Abd Lathif. Ssedang dari keluarha seayah lain ibu cukup banyak: 1- Nyai Khuzaim